“Tahukan kamu apa ghibah itu? Para Sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai.”
(HR. Muslim)
Hadits lain menyebutkan:
“Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci. “Sipenanya kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu bila yang diceritakannya itu benar ada padanya? “Rasulullah menjawab, “Kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar engkau berbuat buatan (dusta/fitnah).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ahmad)
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Hujurat: 12)
Ghibah adalah menggunjing orang lain untuk membicarakan aibnya, kekurangannya, kecacatannya, dan rahasianya. Bila orang yang diperbincangkan mendengar pasti merasa jengkel dan benci. Perbuatan semacam ini merupakan kedzaliman, meskipun yang dibicarakan itu sesuai dengan kenyataan, hukumnya dilarang (Haram).
“Pada malam aku diIsra’kan, aku telah melalui suatu kaum yang mencakar-cakar muka mereka dengan kuku-kukunya sendiri, maka aku berkata: “Hai Jibril, siapa mereka ini?” Jawab Jibril: “Mereka ini adalah orang-orang yang suka mengumpat dan mereka juga suka menjaga tepi kain orang.”
(HR. Abu Daud)
Akan tetapi ada pula ghibah yang diperbolehkan dengan tujuan baik, yaitu:
(1) Untuk mengadukan orang yang menganiaya padanya kepada wali hakim.
(2) Minta tolong supaya menasehati orang yang berbuat mungkar pada orang yang dianggap sanggup menasehatinya.
(3) Karena meminta fatwa, misal: “Fulan menganiaya saya maka bagaimana jalan menghindarinya?”
(4) Bertujuan memperingatkan jangan sampai orang lain tertipu oleh orang tersebut.
(5) Terhadap orang yang terang-terangan menjalankan kejahatan, maka bagi yang demikian ini tidak lagi berlaku ghibah, sebab ia sendiri sudah terang-terangan.
Untuk menghindari perbuatan tersebut cobalah dengan menjaga lidah jangan sampai terjebak dalam perbuatan ghibah. Untuk itu hiasilah hati kita dengan akhlak yang terpuji, jauhilah prasangka buruk terhadap siapapun, serta hindari menggunjingkan perihal orang lain. Sebab perbuatan ini merupakan tipu daya syaitan yang akan menjatuhkan kita ke dalam lembah kefasikan. Ayo cepat kita beristighfar. Astagfirullah...
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
Dan jangan lupa untuk selalu memohon ampunan kepada Allah Ta’ala, juga mohon perlindunganNya agar diselamatkan dari segala bujuk rayu syaitan. Aamiin...
Wallahu A’lam...
sumber: kartun dakwah islam